Nulis Puisi

Artikel ini ditulis khusus bagi peserta Pelatihan Penulisan di Rumah Tahfidz Rooghibul Qur’an, pada Minggu, 21 April 2019. Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.

Sebagai contoh, saya tulis ulang salah satu puisi saya, AADS yang dimuat dalam Buku Antologi Puisi: Timur Jawa: Balada Tanah Takat (tepatnya di halaman 26), yang diprakarsai oleh Forum Sastra Timur Jawa (https://www.facebook.com/groups/1566664516991929/) dan diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Timur (https://www.facebook.com/balaibahasajatim/).

Cover Buku Antologi Puisi

AADS

oleh: Edy Jo

aku sri tanjung, bukanlah sinta

kau sidapeksa, bukan rama

dan dia sulahkrama, bukan rahwana

biarpun sinta serupa sri tanjung

terperangkap cinta lelaki gandrung

yang mencinta dengan mengungkung

elokku tlah mengesima sulahkrama

laksana sinta memesona rahwana

memicu cinta yang menggelapkan mata

memainkan rasa dengan kuasa

memperdaya dengan tipu daya

meminang pengantin dengan paksa

aku memilih setia pada sidapeksa

sebagaimana sinta memilih rama

bertahan pada janji setia

sebilah keris yang mengiris

tak mengalirkan darah amis

menepis ragumu yang terkikis

bukan perih luka nganga

melainkan perih lara rasa

selaksa setia berujung binasa

aku tak serupa sinta, menepi dari kobar api

melainkan larut dilarung tirta suci

berpadu setiaku abadi, Banyuwangi

Nulis itu Bukan Soal Bisa atau Nggak, tapi Mau apa Nggak?

Saya seorang Dosen Peneliti di Universitas Jember, mengampu di program studi pendidikan matematika.

Beberapa percikan ide saya yang lain bisa ditelusuri di laman Kompasiana (https://www.kompasiana.com/edyjo) dan Catatan (Note) di media sosial Facebook (https://fb.me/EdyJo).

WhatsApp chat