LingkarBuku: What and Why

Dikirim oleh Edy Jo pada Rabu, 16 Oktober 2019

Salah satu kendala terberat bagi pengelola suatu rumah baca (perpustakaan) adalah pengadaan koleksi pustaka baru. Tanpa pengadaan pustaka baru, maka pelanggan atau pembaca atau pengunjung rumah baca (perpustakaan) tentu tidak akan datang lagi. Kecuali rumah baca (perpustakaan) memiliki agenda kegiatan lain yang menarik.

Salah seorang pengelola rumah baca (perpustakaan) di Jember menambah koleksi pustaka dengan mengandalkan dana pribadi (mandiri). Beberapa pengelola rumah baca (perpustakaan) yang lain menerima donasi, berupa dana cash atau pustaka, dari Donatur atau Sponsor.

Namun persoalannya bukan semata-mata pada ketersediaan dana untuk pengadaan pustaka baru. Karena kalaupun pengelola rumah baca (perpustakaan) memiliki dana segar untuk mengadakan pustaka baru pada suatu saat nanti, dalam rentang waktu lama, pustaka baru itu akan menjadi koleksi lama yang tidak menarik lagi bagi pengunjung.

Untuk itu diperlukan suatu solusi cerdas, seperti yang pernah saya lakukan ketika saya mengelola rumah baca (perpustakaan) di Tamanan, Bondowoso yaitu dengan saling bertukar koleksi dengan rumah baca (perpustakaan) lain, salah satunya dengan rumah baca (perpustakaan) di Glenmore, Banyuwangi.

Dalam hal ini Kampoeng Batja memiliki koleksi yang relatif berlimpah dan berkenan untuk berbagi dengan meminjamkan kepada rumah baca (perpustakaan) lain. Untuk meringankan biaya pengiriman pustaka (buku) dari Jember ke Bondowoso dan sebaliknya maka kita perlu menggandeng beberapa rumah baca (perpustakaan) lain di Bondowoso. Misalnya perpustakaan Gus Taufiq di Desa Sulek, Tlogosari.

Gimana detilnya? Tunggu ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp chat