Rumah
Secara umum, dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya ( Hujan, Matahari, angin dll ), bisa juga merupakan tempat beristirahat serta untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
Secara Fisik
Berarti suatu bangunan, tempat tinggal yang tentunya dengan model atau betuk bermacam macam sesuai kondisi pemilik atau penghuninya.
Secara Psikologis
Berarti suatu tempat tinggal dan untuk melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram, damai, menyenangkan bagi penghuninya.
Rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi dan suasana daripada kondisi dan keadaan fisik rumah itu sendiri.
Serta banyak lagi ulasan bagaimana sebuah rumah ideal yang tentunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku (peraturan pemerintah, kesehatan agama maupun adat/ muatan lokal yang ada)
Hal tersebut diatas adalah bagaimana ideal rumah yang layak kita huni, namun disisi lain justru ada sebagian dari kita yang sudah punya rumah bahkan mungkin tergolong mewah justru “tidak menemukan kenyamanan” di rumah
Punya rumah tapi seperti tidak punya rumah, entah karena tuntutan pekerjaan atau hal lain bahkan cendrung terkesan penghuni sebenarnya adalah para asisten rumah tangga yang setia menjaga dan merawat rumah itu berikut isinya. Ironisnya ada sebagian orang yang penghidupannya biasa saja bahkan pas pasan ikut ikutan jarang dirumah hanya untuk mencari kesenangan di luar rumah.
Disisi lain dampak dari situasi yang kurang nyaman tersebut salah satu atau lebih penghuninya lebih nyaman bila berada di rumah teman, sahabat, saudara atau tempat tempat yang menuruntnya enjoy enjoy aja, Diantaranya adalah anak anak atau remaja yang mencari kenyamanan dan identitas diri di tempat lain.
Patut disyukuri sekarang banyak aktifitas positif yang bisa menjadi salah satu alternatif tempat untuk menyalurkan ekspresi diri, baik ekstrakurikuler maupun kegiatan hobi atau komunitas. Namun tidak dipungkiri sebagian dari mereka mengepresikan atau mencari “kenyamanan” tersebut justru pada tempat yang kurang tepat
Berbekal pengalaman pribadi dan kegiatan organisasi sejak masih di bangku SMA dan traveling serta menjadi relawan sekaligus pengurus di Palang Merah Indonesia, kami banyak yang besinggungan dengan anak anak, remaja maupun orang tua, ada diantaranya yang melakukan aktifitas di luar rumah karena “mencari kesibukan biar gak bosan di rumah (pelarian dari suasana rumah yang kurang nyaman)”.
Dari seringnya kami bertemu dan silaturahmi khususnya di rumah kami mulai dari saling berbagi cerita sampai menyiapkan suatu acara akhirnya menjadi kebiasaan menjadi tempat berkumpul, “ibaratnya sebuah Rumah singgah”, bahkan ada guyunan menjadi “tempat sampah”cerita atau masalah, karena merasa nyaman saat bisa berbagi cerita atau keluh kesah walau hanya sebatas cerita walau kadang tanpa solusi, ibaratnya seperti rumah kedua atau rumah bersama, mungkin merasa lebih nyaman maka tercetuslah “Rumah kita” seperti syair lagu Godbless “Lebih baik disini rumah kita sendiri” bertepatan dengan persiapan peringatan Hari Keluarga Nasional 29 Juni 2008
Seiring dengan nama Rumah kita dan doa, kami berharap rumah kami akan menjadi idealnya sebuah rumah dengan suasana yang nyaman laksana surga bagi kami seperi halnya ungkapan “baiti jannati ( Rumahku Surgaku)”, Sehingga nyaman untuk kami nyaman untuk siapapun.
Semoga dengan Mensyukuri dan mengoptimalkan apa yang ada di Rumah kita bisa berbuat yang terbaik dan bermanfaat untuk keluarga, kerabat, masyarakat, agama dan Bangsa, bagaimanapun “Indonesia adalah Rumah kita” , kita jaga, gali potensi raih prestasi.