3 in 1

Minggu, 17 Februari 2019 menjadi hari bersejarah bagi Pondok Tahfidh Rooghibul Qur’an, Nangkaan, Bondowoso. Karena pada hari itu telah bertemu untuk melakukan silaturahim 3 ‘tokoh’, yaitu: Ustadz Santoso (founder Pondok Tahfidh Rooghibul Qur’an), Heru Muyadi (founder Rumah Kita, owner laman https://RumahKita.Or.Id), dan Edy Jo (founder SekolahGratis, owner laman https://MAT.Or.Id).

Pertemuan berlangsung di kediaman Ustadz Santoso, yang sekaligus difungsikan sebagai Pondok Tahfidh.

Dalam pertemuan tersebut, didiskusikan kegiatan Rooghibul Qur’an, baik yang telah, sedang, dan akan dilakukan. Salah satu yang menjadi bahasan adalah terkait pembinaan dan pemberdayaan alumni.

Ustadz Santoso dan sejumlah alumni telah berkomitmen untuk menerbitkan buku, berupa bunga rampai, yang menghimpun tulisan dari sejumlah alumni terutama mengenai Pondok Tahfidh Rooghibul Qur’an.

Namun realisasi rencana tersebut mengalami kendala, karena sejumlah alumni telah tersebar ke beberapa daerah, terutama untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sedemikian hingga, waktu untuk bertemu sangat terbatas.

Untuk itu, founder Rumah Kita menawarkan sebagian space laman Rumah Kita yang akan diperuntukkan pada kegiatan Rooghibul Qur’an, yaitu berupa sub domain https://RooghibulQuran.RumahKita.Or.Id. Laman tersebut akan digunakan oleh alumni Rooghibul Qur’an untuk berlatih menulis.

Sedangkan SekolahGratis (https://fb.me/SekolahGratis2) bersama Ustadz Santoso akan memfasilitasi proses pembelajaran tersebut, dengan menjadi mentor dan editor draf tulisan alumni.

Semoga niat baik ini dapat terealisasi. Aamiin.

What Can I Do?

Alhamdulillah, setelah saya posting tulisan untuk menggugah teman-teman Smada88ers, tidak lama kemudian saya menerima sejumlah pesan, yang pada intinya menanyakan apa yang bisa saya lakukan untuk mendukung kegiatan Smada88 Care? Cak Inggris-sah, What can I do?

Namun, terus terang, saya tidak mengerti apa potensi terbaik teman-teman Smada88ers. Karena sebenarnya teman-teman sendirilah yang lebih memahami mengenai potensi dirinya masing-masing.

Dengan demikian teman-temanlah yang seharusnya berinisiatif untuk menawarkan diri menangani bidang apa sesuai dengan potensi diri dan passion masing-masing.

Seperti berikut ini:

“Suamiku punya akses ke petani kopi. Kami juga sudah biasa memasok kopi ke beberapa Cafe di Bondowoso. Kami siap memasok kopi mentah (green bean) terbaik untuk kopikampoeng.”

(Ini lanjutannya, tapi sebenarnya diminta untuk off the record) “Dengan catatan, aku maunya bermain dari balik panggung.”

Oke. No Problemo. Deal.

“Ibu mertuaku, cukup pakar dalam mengolah kopi secara tradisional, menyangrai kopi (roasting) menggunakan penai tembikar di atas tungku api dan menumbuknya (grinding) menjadi bubuk kopi. Beliau sering dimintai tolong oleh tetangga kami dan kenalannya untuk mengolah kopi mereka. InsyaAllah beliau bersedia membantu memproses kopikampoeng.”

Alhamdulillah. Sekali lagi, Deal.

“Aku punya skill di bidang fotografi. InsyaAllah aku siap membantu mengambil foto produk kopikampoeng, sesuai standar estetika fotografi.”

Trims banget, Bro.

“Kakakku mengelola Cafe di Bondowoso. Salah satu menu andalannya, kopi seduh. Kami siap menampung varian produk kopikampoeng untuk disajikan di Cafe kami.”

Barakallah, Bro.

“Grup WhatsApp-ku banyak. Ada grup tetangga, keluarga, teman sekolah, teman kuliah, kolega kantor, teman pengajian, dll. Aku bantu share ya.”

Monggo, dengan senang hati, Bro and Sis.

Seorang Smada88ers lagi, ketika diminta untuk membantu marketing dengan menjadi Brand Ambassador, dengan sigap menyatakan “InsyaAllah siap, Bro.” 

Alhamdulillah.

Gitu ya, teman-teman Smada88ers. Aku tunggu japri-annya.

Trus apalagi, Bro?

Sumbang saran (brainstroming) juga boleh, misalnya:

“Aku penikmat kopi. Lidahku bisa merasakan citarasa kopi. Salah satu kopi terbaik yang pernah kurasakan adalah kopi yang disajikan Ibuku untuk Bapakku. Dulu ketika aku masih kecil. Setelah kurenungkan, sepertinya karena kopi itu diproses secara tradisional. Nah, gimana kalo itu diterapkan pada kopikampoeng?”  

Great Idea, Bro.

Gimana kalo sumbang dana? Begh, cek bolehnya.

Karena kami perlu melakukan research and development. Kami juga perlu biaya produksi, biaya operasional, dll.

N.B (Norok Buntek):

“Lha, kamu sendiri ngapain, Bro?”

“Aku sih apalah. Gak lebih dari sebutir debu. Bisanya nulis doang.”

WhatsApp chat